Selasa, 09 Juli 2013

Laut Integritas Nasional


 Kata archipelago sering diterjemahkan sabagai “kepulauan” yaitu berupa kumpulan pulau yang dipisahkan oleh permukaan air laut. Sesungguhnya ada perbedaan pengertian yang fundamental antara kepulauan dan archipelago. Kepulauan diartikan sebagai kumpulan pulau, sedangkan istilah archipelago berasal dari bahasa Latin “archipelagos” yang berasal dari kata archi yang berarti utama dan pelages yang berarti laut, sehingga memiliki arti “laut utama”. Konsep archipelago state yang dikembangkan Indonesia yang mengacu kepada makna kepulauan “harus diganti dengan

konsep negara bahari”, yaitu negara laut yang memiliki banyak pulau.
Sebagai Negara bahari, Indonesia tidak hanya memiliki satu “laut utama” atau heartsea setidaknya ada tiga laut utama yang membentuk Indonesia sebagai sea system yaitu Laut Jawa, Laut Flores dan Laut Banda.
Dalam peta terlihat bahwa wilayah Indonesia terdiri dari kepulauan besar dan kecil yang jumlahnya belasan ribu. Banyak di antara pulau-pulau tersebut dipisahkan oleh selat dan laut yang jaraknya ratusan bahkan ribuan kilometer. Misalnya, jarak antara Pulau Sumatra dan Sulawesi, Maluku dan Papua, lebih dari 2000 km. Begitu juga jarak antara Kepulauan Nusa Tenggara di selatan dan Kepulauan Sangir Talaud di ujung paling utara lebih dari 2000 km. Pulau-pulau besar dan kecil tersebut dihuni oleh berbagai suku bangsa yang masing-masing memiliki keragaman etnis dan budaya.
Mengapa Islam yang berkembang di Indonesia menjadi faktor yang mempercepat proses integrasi bangsa Indonesia? Jawaban terhadap pertanyaan ter sebut dapat dilihat secara etis, kultural, historis, dan ideologis. Secara etis, ajaran Islam tidak mengakui adanya perbedaan golongan dalam masyarakat. Dapat dikatakan bahwa etika Islam bersifat demokratis karena agama Islam tidak mengenal strata sosial. Bagi penganut Islam, semua orang yang menganut Islam dianggap sebagai saudara dan memiliki kedudukan yang sama. Cara pandang seperti ini dipraktekkan oleh para pedagang Islam di seluruh Nusantara, dalam pergaulan di kota-kota pelabuhan Nusantara. Di kota-kota dagang pe nting Nusantara, seperti Malaka, Pasai, Banten, Cirebon, Tuban, Demak, Makassar, Ambon, dan lain-lain terjadi hubungan yang egaliter (berada dalam posisi yang sama). Misalnya, para pedagang yang berada di Malaka, Banten, dan lain-lain menganggap para pedagang Islam yang berasal dari berbagai daerah dan suku bangsa Indonesia sebagai saudara. Terjadilah keterikatan di
antara mereka dan perasaan sebagai saudara. Perbedaan-perbedaan latar belakang suku, adat-istiadat, bahasa, tradisi, dan lain-lain menjadi tidak begitu penting karena semuanya merasa berada dalam satu pandangan dan kedudukan yang sama. Mereka
merasa bersatu karena pandangan mereka yang sama tersebut.   
   
Kondisi geografis kepulauan Indonesia merupakan salah satu faktor yang paling sulit dalam membentuk kesatuan Nusantara. Kesulitan itu akan bertambah besar dengan keanekaragaman suku bangsa yang memiliki adat istiadat dan bahasa berbeda yang tinggal di pulau-pulau yang terpisah itu. Oleh karena itu, makna integrasi bagi bangsa Indonesia merupakan hal yang paling penting.
Istilah integrasi nasional berasal dari dua kata yaitu integrasi dan nasional. Istilah integrasi mempunyai arti pembauran/penyatuan sehingga menjadi kesatuan yang utuh / bulat. Istilah nasional mempunyai pengertian kebangsaan, bersifat bangsa sendiri,meliputi suatu bangsa seperti cita-cita nasional, tarian nasional,perusahaan nasional. Hal-hal yang menyangkut bangsa dapat berupa adat istiadat, suku, warna kulit, keturunan, agama, budaya,wilayah/daerah dan sebagainya. Sehubungan dengan penjelasan kedua istilah di atas maka integritas nasional identik dengan integritas bangsa yang mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek  egara budaya ke dalam kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa  yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa.Integritas nasional sebagai suatu konsep dalam kaitan dengan wawasan kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan pada aliran pemikiran/paham integralistik.
Pengertian integrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pembawaan hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat antara komponen-komponen dan lingkungan. Dalam suatu proses interaksi ketiga komponen saling berhubungan melalui proses asosiatif dan disosiatif. Proses asosiatif terjadi melalui akomodasi – kerjasama – koordinasi – asimilasi. Sedangkan proses disosiatif terjadi apabila di dalamnya terdapat persaingan dan pertentangan.
Setiap negara akan selalu menghadapi permasalahan integrasi nasional. Kondisi masyarakat, geografi dan bentuk negara merupakan negara-faktor yang membedakan setiap masalah integrasi nasional suatu negara. 
  1. Masalah-masalah yang dihadapi suatu negara dalam mewujudkan integrasi nasional diantaranya adalah: cara pandang yang berbeda tentang pola laku duniawi dan cara untuk mencapai tujuan.
  2. kondisi masyarakat majemuk, yang terdiri atas berbagai kelompok etnis baik di antara penduduk pribumi maupun keturunan asing.
  3. jarak antara wilayah cukup jauh.
    Menurut Kluckhohn dan Kelly, budaya merupakan semangat hidup. Budaya merupakan gagasan prima yang kita warisi melalui proses belajar untuk kemudian menjadi pedoman dalam berperilaku.
Perwujudan budaya nasional dapat kita lihat dalam cara berpakaian, berbahasa, perilaku, dan peralatan.
Ada 4 (empat) dimensi yang bisa memperkuat integritas nasional, yaitu sebagai berikut:
  1. Pengalaman sejarah yang sama dan dapat bertindak sebagai kekuatan yang kohesif.
  2. Pemilikan simbul-simbul social budaya yang dirasakan sebagai milik bersama yang dapat memberikan identitas bagi negara-bangsa yang juga membedakannya dengan negara-bangsa yang  lain.
  3. Bahwa interaksi diantara kelompok social yang berbeda  di dalam negara-bangsa jugan akan mendorong tercapainya integritas nasional, khususnya diantara kelompok social yang memiliki berbagai perbedaan sosio-kultural. Dalam hal ini segala jenis mobilitas dan komunikasi antar daerah, termasuk di dalamnya komunikasi lewat kemaritiman, menjadi sangat penting.
  4. Ketergantungan antar daerah dan keseimbangan regional di dalam kemajuan ekonomi juga merupakan fondasi integritas nasional. Dalam hubungan ini pertumbuhan perkembangan ekonomi yang secara geografis tidak seimbang akan mendorong ke  arah proses disintegritas.
Dalam konsep integrasi, laut-laut dan selat yang berada di wilayah Indonesia merupakan penyatu. Demikian pula keragaman suku-suku bangsa, budaya, dan bahasa yang secara alami telah mengalami proses evolusi sejak migrasi bangsa Austronesia ribuan tahun yang lalu. Terintegrasinya kepulauan yang tersebar di garis khatulistiwa dan memiliki keragaman budaya daerah, bahasa, dan bentuk fisik tersebut menuju kesatuan politis merupakan proses yang sulit dan panjang. Untuk itu diperlukan keinginan, tekad, dan upaya suku-suku bangsa yang tinggal di kepulauan tersebut.
Lautan bukan sebagai pemisah, justru mempersatukan pulau-pulau. Suatu kenyataan,  Indonesia merupakan satu kesatuan politik yang mengikat beribu pulau dan berates suku bangsa menunjukkan adanyan perkembangan sejarah dinamika factor hubungan antar pulau, antar suku bangsa dan antar bangsa. Iklim juga demikian, memainkan peran yang sangat pentingdalam proses integrasi nasional. Pada tatanan laut dengan segala bentuk transportasinya, mampu menjadi sarana hubungan utama. Melalui hubungan laut para penguasa pribumi dari berbagai daerah di Indonesia dapat melakukan hubungan baik dengan pihak luar.
Pelayaran dan perdagangan antar pulau di kawasan Nusantara memiliki peran penting dalam proses integrasi bangsa Indonesia. Peranan tersebut dapat dilihat pada tiga hal penting. Pertama, pelayaran dan perdagangan antarpulau telah menghubungkan penduduk satu pulau dengan lainnya. Kedua, melalui pelayaran dan perdagangan antar pulau terjadi proses percampuran dan penyebaran budaya satu daerah terhadap daerah lainnya. Ketiga, dengan pelayaran dan perdagangan antarpulau proses integrasi bangsa mengalami percepatan.
Dengan adanya pelayaran dan perdagangan antar pulau terjadilah hubungan antar penduduk satu pulau dan pulau lainnya. Penduduk di ujung Nusantara bagian timur bisa berhubungan dengan penduduk yang tinggal di ujung Nusantara bagian Barat. Penduduk yang tinggal di kota-kota pelabuhan pulau-pulau Nusantara sebelah selatan, seperti Jawa dan Nusa Tenggara bisa berhubungan dengan penduduk yang berada di kota-kota pelabuhan Nusantara bagian utara, seperti Aceh, Malaka, Makassar, dan lain-lain.
Dalam pelayaran dan perdagangan tersebut laut memegang peranan yang sangat penting. Laut digunakan sebagai jalan bebas hambatan yang bisa digunakan oleh penduduk setiap pulau. Dengan demikian, laut Nusantara dan selat-selat yang memisahkan pulau-pulau tersebut bukan merupakan pemisah atau pembatas penduduk yang tinggal di satu pulau dengan penduduk yang tingggal di pulau lainnya. Laut merupakan jalan penghubung sekaligus sebagai pemersatu penduduk yang tinggal di kepulauan Nusantara. Hubungan pelayaran dan perdagangan antarpulau yang sangat ramai pada abad ke15-16 sebenarnya telah dirintis sejak zaman prasejarah dan diteruskan oleh zaman kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Buddha.

 Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
  1. Pengertian integrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pembawaan hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat antara komponen-komponen dan lingkungan
  2. Perwujudan budaya nasional dapat kita lihat dalam cara berpakaian, berbahasa, perilaku, dan peralatan.
  3. Budaya merupakan gagasan prima yang kita warisi melalui proses belajar untuk kemudian menjadi pedoman dalam berperilaku.
  4. Terintegrasinya kepulauan yang tersebar di garis khatulistiwa dan memiliki keragaman budaya daerah, bahasa, dan bentuk fisik tersebut menuju kesatuan politis merupakan proses yang sulit dan panjang
  5. Laut merupakan jalan penghubung sekaligus sebagai pemersatu penduduk yang tinggal di kepulauan Nusantara





Tidak ada komentar:

Posting Komentar